Jumat, 18 Agustus 2017

Sungut-Sungut

Keluaran 16:8b
Bukan kepada kami sungut-sungutmu itu, tetapi kepada TUHAN.




Dalam perjalanan pulang, di sebuah rest area kami berhenti untuk sekadar beristirahat sejenak dan ke toilet. Waktu itu diberlakukan antrean per pintu. Setiap pintu ditunggui beberapa orang yang menunggu giliran pakai toilet. Saya memilih pintu paling ujung. Sayang, dua orang di depan saya ternyata berkebutuhan khusus di dalam toilet, sehingga saya harus menunggu lama sekali.

Setelah kejadian itu, saya terus mengomel hampir di sepanjang perjalanan. Sebenarnya saya malu sekali dengan sungut-sungut saya sendiri, tetapi hati saya begitu kesal saat itu. Saya merasa tidak beruntung.

Beberapa waktu kemudian, dalam sebuah ibadah, pendeta menjelaskan tentang perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir. Mereka bersungut-sungut setiap kali ada hal yang kurang menyenangkan dalam perjalanan itu. Memang mereka tampak bersungut-sungut pada Musa dan Harun, tetapi nats bacaan kita hari ini jelas menunjukkan bahwa sungut-sungut mereka itu ternyata sampai kepada Tuhan. Sesungguhnya, Tuhanlah sasaran persungutan mereka.

Saya pun tersadar bahwa sesungguhnya, ketika saya mengeluh tentang begitu banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan saya, saat itu juga secara tidak langsung saya berkata, “Tuhan tidak sayang saya lagi!” Padahal yang terjadi sesungguhnya adalah: ketika saya tidak mampu memandang kesulitan atau kenyataan hidup yang tidak saya harapkan, sebagai berkat Tuhan untuk kebaikan saya, maka sesungguhnya saat itu saya tengah menyalahkan Tuhan.

Apakah Anda tengah mengeluhkan kenyataan hidup hari ini? Apakah saat terbangun dari tidur pagi tadi, Anda sudah menarik napas panjang-panjang karena teringat akan begitu banyaknya persoalan yang harus dihadapi? Ada tips bagus dari seorang pendeta, yaitu mengucapkan dua ayat berikut ini sebelum beranjak dari pembaringan. “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.”(Mazmur 118:24). Kemudian, yakinlah bahwa, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Dengan melakukannya, setidaknya kita telah memperlengkapi diri dengan senjata Allah. Dua ayat tersebut, juga akan menjauhkan kita dari sungut-sungut, utamanya pada Tuhan. Jadi, cobalah! (em)

DOA: “Harus kuakui, tidaklah mudah menolak godaan bersungut-sungut, ya Tuhan. Namun setelah kutahu bahwa semua itu sampai kepada-Mu, aku bertekad untuk menjadikan firman-Mu senjataku. Amin.”

New seven Generation's artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar