#dailybread
#kidsandteens
Sudah tiga bulan ini Miriam tidak dapat tidur dengan tenang. Ada kalanya mimpi buruk datang menghantuinya. Demikian juga dengan kedua orang tuanya serta Harun, adik laki-lakinya yang sudah besar.
Bagaimana tidak tenang, tentara Mesir sering mondar-mandir di depan rumah mereka. Kalian tahu untuk apa? Untuk mencari bayi laki-laki orang Israel dan membunuh bayi-bayi itu atas perintah Firaun, si raja Mesir yang tampaknya kurang kerjaan itu!
Miriam dan keluarganya merupakan bagian dari bangsa Israel yang saat itu tinggal di negeri Mesir dan dijajah dengan kejam oleh bangsa Mesir. Dan yang membuat tegang adalah: ibu Miriam baru melahirkan seorang bayi laki-laki!!!
Bayi laki-laki itu adik bungsu Miriam dan Harun.
KEJAM!
Satu kata itu selalu muncul di benak Miriam. Miriam tahu banyak ibu-ibu sebangsanya yang meratap berbulan-bulan karena bayi laki-laki mereka yang baru lahir dibunuh, atau dibuang ke sungai Nil. Dimana berbagai hewan buas ada disana. Ada ular berbisa berbagai jenis, buaya, juga ikan-ikan bergigi runcing dan ganas. Rasanya Miriam trauma mendengar jeritan pilu ibu-ibu yang bayinya dirampas. Miriam menangis bila mendengar adik-adik bayi menjerit karena dipisahkan dari ibu mereka. Tidak bisa dibayangkan ketika bayi-bayi itu dilempar ke sungai Nil dan menjadi santapan binatang buas disana. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Hari berganti hari, adik Miriam bertumbuh dan makin lucu, dan tampaknya sang adik seorang anak yang ceria. Di usianya yang ketiga bulan, sang adik mulai suka berceloteh dengan bahasa bayinya. Tubuhnya gemuk menggemaskan. Sayangnya, kelucuan itu justru membuat keluarga Miriam semakin tidak tenang. Takut tentara Mesir yang ronda di sekitar mereka mendengar suara si adik bayi. Takut ada yang melaporkan bahwa di rumah mereka ada bayi laki-laki.
Meskipun seringkali mereka merasa takut, mereka terus berusaha ingat bahwa ada Tuhan yang mengawasi setiap kehidupan di muka bumi ini. Dan telinga Tuhan selalu mendengar doa-doa umat-Nya. Karena itu Miriam, Harun dan kedua orang tua mereka tidak henti-henti berdoa kepada Tuhan, memohon belas kasihan-Nya.
Mereka percaya ada waktu dan rencana Tuhan yang terbaik bagi keselamatan bangsa mereka dan juga bagi sang adik bayi yang bahkan belum sempat diberi nama oleh kedua orang tuanya.
Suatu hari, setelah mezbah doa keluarga, ibu berbicara dengan ayah. Tampaknya mereka merencanakan sesuatu. Disaat ayah pergi bekerja, ibu mengambil sebuah keranjang pandan yang telah dilapisinya dengan ter dan gala-gala. Ter itu cairan pekat berwarna hitam yang kita kenal sebagai aspal untuk melapisi jalanan. Setelah melapisi dengan ter dan gala-gala, adik bayi yang lucu itu dibaringkan di dalam keranjang tersebut. Ibu mengajak Miriam menuju sungai Nil sambil membawa keranjang pandan itu.
"Kakak, tolong perhatikan adik ya. Ibu harus segera pulang supaya tidak ada orang yang curiga. Saat tentara Mesir tidak ada lagi, ibu akan datang menjemput kalian." Ibu menatap Miriam dan berbisik kepadanya. Miriam tahu ibunya hampir menangis namun ditahannya air matanya itu agar tidak jatuh.
"Bu, kalau ada ular bagaimana? Atau bagaimana kalau tiba-tiba buaya datang? Tempat ini berbahaya bu." Bisik Miriam dengan suara yang tercekat karena menahan tangis.
"Kakak, satu hal yang ibu yakini, kalau sampai hari ini Allah masih memelihara kita dan melindungi adik bayi, Allah juga yang akan tetap bertanggung jawab untuk keselamatan adikmu. Tetaplah percaya kepada-Nya. Tugas kita hanyalah berusaha. Selebihnya biarlah itu jadi urusan Tuhan, kak." Ibu Miriam memeluk Miriam dan menguatkan hatinya. Air mata yang tadi ditahannya kini menetes dan mengalir tak terkendali. Mereka berdua menangis sedih, tapi sambil berdoa. Karena mereka tidak mau air mata mereka tumpah sia-sia. Air mata mereka harus jatuh di hadapan Tuhan, Sang Pemilik kehidupan ini!
Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
Mazmur 56:9
Setelah mencium adik bayi, ibu pergi meninggalkan mereka berdua. Ibu memang menangis. Tapi ada doa yang dipanjatkannya kepada Tuhan. Ibu tahu Allah pasti menjawab doa, namun ibu tidak tahu bagaimana cara Allah menjawab doa-doa mereka.
Keranjang pandan tempat adik bayi mulai terbawa arus sungai yang tenang. Miriam terus mengikutinya tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun dari keranjang pandan itu. Dia memang kakak yang hebat, apapun tugas yang dibebankan kepadanya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Tanpa diduga keranjang itu terbawa arus melewati tempat mandi putri-putri kerajaan Mesir.
"Oh Tuhanku, tolong! Tolong Tuhan. Tuhanku, tolong adikku!!!" Seru Miriam dalam hati. Jantung Miriam berdebar kencang.
"Hei lihat! Apa itu?" Seru sang putri raja Mesir.
Ketika dayang-dayang mengambil keranjang pandan itu, mereka terperangah melihat ada bayi di dalamnya, bayi yang lucu dan menggemaskan dengan pipinya yang kemerah-merahan.
"Pasti ini bayi orang Israel... " Ucap sang putri dengan nada sedih.
Miriam memberanikan diri cepat-cepat datang mendekati sang putri sambil berdoa dalam hatinya. Tiba-tiba Tuhan memberinya hikmat. Dengan hikmat itu ia menawarkan ibunya sendiri untuk menyusui sang bayi. Dan ajaib, sang putri menyetujui tawarannya itu!!!
Miriam pun segera pulang menjemput ibu ke istana putri. Dan akhirnya, adik bayi dibawa pulang ke rumahnya untuk dipelihara selama ia masih minum ASI. Bahkan ibu mendapat gaji dari sang putri untuk menyusui adik. Hahahaha... Sepertinya tidak ada di dunia ini, seorang ibu diberi gaji untuk menyusui dan memelihara anak kandungnya sendiri, selain ibu Miriam. Tuhan menjawab doa dengan cara yang kereeennnnn!!!
Sejak saat itu, tidak ada lagi kekhawatiran, ketakutan dan kepanikan bila mendengar tentara Mesir mendekati rumah mereka. Karena putri raja Firaun sudah mengangkat sang bayi sebagai anaknya dan mempercayakan ibu kandungnya untuk menyusuinya sampai usianya cukup.
Sungguh Allah kita tidak pernah tidak menjawab doa. Dan saat menjawab doa, Allah kita memiliki cara yang hebat dan ajaib serta tidak terduga. Allah kita suka kasih kejutan hebat buat kita. Wow... Segala sesuatu yang terbaik Allah sediakan bagi kita yang mengasihi-Nya.
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Efesus 3:20
Anak-anak, banggalah menjadi umat Tuhan. Banggalah karena kalian punya Bapa Sorga yang peduli dan sanggup membuat mujizat yang tidak terduga. Menjadi anak-anak Tuhan itu keren, karena untuk menjumpai-Nya, kalian tidak perlu beli tiket pesawat untuk pergi ke tempat dimana Ia berada. Kita ga perlu antri untuk menjumpai-Nya. Bahkan hasil doa serta berkat-berkat-Nya itu jauh lebih hebat dibanding hasil berburu meal BTS, atau souvenir K-Pop!
So, tetaplah berdoa dan miliki hubungan yang akrab dengan Bapa di sorga.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar