Kamis, 23 September 2021

Hidup itu sendiri adalah pertarungan, menang atau kalah tergantung ...

2 Raja-raja 20:1  Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." 

Setiap manusia sudah memiliki takdirnya masing masing, begitu pula dengan usia manusia, usia hidup dan mati manusiapun telah digariskan oleh takdir, akan tetapi bisa juga semua kembali kepada tekad dan niat yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.

2 Raja-raja 20:2-3  Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.

Nasib seorang manusia bisa berubah ketika ia mau bertarung dengan dirinya sendiri, namun semua akan berbeda ketika manusia itu sendiri menyerah menjalani hidupnya, bahkan langitpun tidak akan bisa berbuat apa apa.

2 Raja-raja 20:4-5  Tetapi Yesaya belum lagi keluar dari pelataran tengah, tiba-tiba datanglah firman TUHAN kepadanya: "Baliklah dan katakanlah kepada Hizkia, raja umat-Ku: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah TUHAN. 

Dalam pertarungan ada kekalahan, tetapi tidak ada penderitaan, ketimbang mereka yang tidak pernah berani menghadapi pertarungan, mereka sudah kalah sebelum bertarung, berbeda dengan Hizkia, dia berani menghadap Tuhan karena kedekatannya pada Tuhan, hanya orang orang yang intim dengan Tuhan yang tahu dan mengerti cara menghadap Tuhan yang benar.

Yohanes 11:4  Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

Seorang pejuang sejati tahu bahwa kalah dalam pertempuran berarti meningkatkan ketrampilan, sehingga mereka akan bisa bertarung lebih trampil dipertandingan berikutnya.

2 Korintus 7:10  Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.

Jangan selalu membuat alasan!, Kami ingin bertarung, tapi kami takut kalah, kami ingin bekerja tetapi kami merasa lemah, kami ingin berhasil tetapi kami dipecat, ......kami ingin berprilaku baik, kami ingin dipercaya, kami ingin mencintai, tapi kami kehilangan kesempatan.

1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 

Jangan berpikir untuk menjadi pemenang dalam pertarungan harus memiliki tubuh besar dan kuat, sebab yang demikian belum tentu keluar sebagai pemenangnya.

Belajarlah seperti Hizkia, dia menangis, berdoa, cerdas dan penuh hikmat, Hizkia yakin bahwa Allah itu pengasih, 

1.Menangis tidak menjadi simbol kelemahan dan ketidak berdayaan, menangis dalam situasi tertentu justru adalah simbol kekuatan, kesabaran dan kehormatan.

2.Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

3. Kepintaran adalah sebuah kekayaan, namun ia memerlukan kekuatan penyeimbang yang bernama hikmat.

4. Jagalah tubuh, jiwa dan roh anda penuh dengan cahaya dan panas, isilah diri dengan kekuatan kebijaksanaan dan pencerahan dari Firman, maka kita pasti kuat.

5. Sisihkan gelombang gelombang kerisauan karena covid dengan kekuatan kesabaran, keyakinan dan ucapan syukur bahwa kita akan bisa mengakhiri semuanya dengan baik.

Kita tidak bisa mengingkari kesan bahwa manusia umumnya menggunakan standard yang keliru, mereka mencari kekuatan, sukses dan kekayaan untuk diri mereka sendiri, memuji diri mereka dihadapan orang lain dan mereka memandang rendah pada apa yang sebenarnya berharga dalam hidup ini. 

Tetap semangat. Jbu
Sumber : Penjaga Menara - GPDI Green lake City

New seven Generation's artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar