1 Petrus 5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Seringkali kita ingin mengalami keberhasilan, berkat Tuhan tapi tidak mau mengikuti Firman Tuhan. Sikap ini sama dengan “omong kosong”.
Amsal 18:12 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.
Semua orang ingin disebut rendah hati tapi tidak semua orang mau berjuang untuk menjadi rendah hati. Kerendahan hati perlu direncanakan sebab jika tidak akan berbenturan dengan banyak alasan.
Kejadian 50:19-20 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? 20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Kerendahan hati Yusuf terbukti pada peristiwa ini. Kita mungkin bisa rendah hati saat sudah mengalami hasilnya, bagaimana jika tekanan dan kesulitan datang dalam waktu yang cukup lama?
Kecenderungan untuk membalas dendam pasti ada bagi kebanyakan orang apalagi sudah melakukan kebaikan namun masih saja ditindas bahkan masuk ke lubang kesengsaraan yang paling dalam seakan Tuhan pasif, tidak mau menolong.
Filipi 2:8-9 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Patokan kita adalah Yesus, seperti lagu yang sering kita nyanyikan “ku mau s’pertiMu Yesus disempurnakan s’lalu, dalam seg’nap jalanku memuliakan namaMu”
Tetap semangat. Jbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar