Senin, 21 Agustus 2017

Dimulai Dari Hati

(Yohanes 13:2)
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.

Kita pasti pernah mendengar nasihat ini: "Kembali kepada hati nurani masing-masing saja." Nasihat yang kelihatan bijak ini seolah-olah menempatkan hati nurani sebagai sesuatu yang suci dan tak bisa dinodai sehingga produk-produk yang keluar darinya adalah kebenaran semata. Benarkah demikian? Jawabnya tentu saja tidak benar. Hati nurani dapat dikotori oleh dosa.
Yudas Iskariot memang adalah pribadi yang tamak akan uang. Tetapi kisah pengkhianatannya bukan karena ketamakannya. Ketamakan hanyalah jalan masuk iblis untuk menjerat Yudas. Pengkhianatan Yudas dimulai dari hati.

Perhatikan ayat mas kita. Kata 'telah' di sana tepat seperti bahasa aslinya menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi sebelum peristiwa makan bersama tersebut. Sebelum peristiwa Yesus makan bersama semua murid-Nya, Yudas telah membiarkan iblis meracuni hatinya dengan rencana jahat. Akibatnya Yudas mengkhianati Yesus. Itulah sebabnya Alkitab menasihati kita: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23) Tetapi bila kita buka lebar-lebar hati kita dan mengizinkan semua hal masuk, kita pun dapat terjerat seperti Yudas.

Pintu masuk ke dalam hati manusia adalah pikiran. Pikiran adalah tempat di mana informasi yang masuk diolah berdasarkan pengetahuan, fakta dan pengalaman yang tersimpan dalam ingatan kita. Kemudian hati menimbang-nimbang dan memberi nilai kepada informasi itu benar atau salah, lalu memutuskan untuk melakukannya atau tidak.

Bayangkan, betapa mengerikannya orang yang tidak lahir baru, yang tidak mengalami pembaharuan budi (Titus 3:5; Roma 12:2) dan yang tidak memiliki Roh Allah yang sanggup memimpin orang kepada seluruh kebenaran Allah (Yohanes 16:13). Dapat dipastikan produk hatinya adalah kebenaran manusia belaka atau bahkan keputusan celaka sama seperti Yudas. Jadi agar semua rencana kita berkenan kepada Allah dan dapat terlaksana baik, jaga pintu masuk hati kita yaitu pikiran kita, izinkan hanya firman Tuhan dan semua hal yang berkenan kepada Allah yang boleh masuk dan tinggal dalam pikiran kita.(tw)

DOA: “Biarlah firman-Mu menguasai pikiranku senantiasa,  agar semua rencanaku berkenan kepada-Mu. Amin.”

New seven Generation's artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar