(Roma 8:28)
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Ayub dalam pergumulannya berusaha memahami penderitaan yang dialaminya. Secara implisit pada akhirnya ia mendapat jawaban langsung dari Allah. Allah menantang Ayub – dengan memberikan suatu lukisan atau contoh dari dalam dunia ciptaan seperti adanya jagat raya, keperkasaan binatang seperti kuda nil ataupun buaya. Semua itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan luapan dari keagunganNya, yang dalam kerelaan kehendakNya, keluar dari hikmatNya sebagai Sang Pencipta. Sehingga semua itu ada dalam kondisi, tujuan serta dalam fungsinya masing-masing yang dinamis untuk semaraknya ciptaan.
Dengan kata lain, tidak ada satupun ciptaan yang tidak mencerminkan siapa penciptanya. Setiap makhluk hidup mempunyai keunikan yang mencerminkan keagungan penciptanya. Di sinilah Ayub mendapatkan kebenaran yang menyingkapkan misteri penderitaannya. Karena itu Ayub berkata, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal. firmanMu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang terlalu ajaib bagiku dan yang tidak ku ketahui.” (Ayub 42:2-3).
Karena itu pasti ada jawaban logis untuk setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya. Tetapi seringkali jawaban itu seperti disembunyikan dari kita sehingga dalam ketidaktahuan atau kebimbangan, kita kemudian bertindak seperti Ayub. Kita mulai mempertanyakan penyertaan Allah, “Masih mampukah Dia menolong kita, atau tidak?” bahkan tidak sedikit yang meninggalkan Tuhan.
Saudara, mari kita belajar dari satu sisi kehidupan Ayub. Jika saudara mulai mempertanyakan penyertaan Tuhan, meragukan kuasaNya untuk mengatasi penderitaanmu yang berat sementara jawaban Tuhan belum dinyatakan padamu. Lihatlah sekelilingmu, jika alam semesta ini bisa tetap terpelihara dengan kedaulatan kuasaNya, maka kuasa yang sama tetap berdaulat untuk memelihara dan menjamin hidupmu. Hanya, tetaplah berserah padaNya.(SRS)
Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku bila dalam penderitaanku aku sempat mempertanyakan penyertaanMu dan meragukan kuasaMu. Amin.
Sumber : Renungan Harian Suluh Iman ( suluh_iman@ekklevision.org)
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Ayub dalam pergumulannya berusaha memahami penderitaan yang dialaminya. Secara implisit pada akhirnya ia mendapat jawaban langsung dari Allah. Allah menantang Ayub – dengan memberikan suatu lukisan atau contoh dari dalam dunia ciptaan seperti adanya jagat raya, keperkasaan binatang seperti kuda nil ataupun buaya. Semua itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan luapan dari keagunganNya, yang dalam kerelaan kehendakNya, keluar dari hikmatNya sebagai Sang Pencipta. Sehingga semua itu ada dalam kondisi, tujuan serta dalam fungsinya masing-masing yang dinamis untuk semaraknya ciptaan.
Dengan kata lain, tidak ada satupun ciptaan yang tidak mencerminkan siapa penciptanya. Setiap makhluk hidup mempunyai keunikan yang mencerminkan keagungan penciptanya. Di sinilah Ayub mendapatkan kebenaran yang menyingkapkan misteri penderitaannya. Karena itu Ayub berkata, “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal. firmanMu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang terlalu ajaib bagiku dan yang tidak ku ketahui.” (Ayub 42:2-3).
Karena itu pasti ada jawaban logis untuk setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya. Tetapi seringkali jawaban itu seperti disembunyikan dari kita sehingga dalam ketidaktahuan atau kebimbangan, kita kemudian bertindak seperti Ayub. Kita mulai mempertanyakan penyertaan Allah, “Masih mampukah Dia menolong kita, atau tidak?” bahkan tidak sedikit yang meninggalkan Tuhan.
Saudara, mari kita belajar dari satu sisi kehidupan Ayub. Jika saudara mulai mempertanyakan penyertaan Tuhan, meragukan kuasaNya untuk mengatasi penderitaanmu yang berat sementara jawaban Tuhan belum dinyatakan padamu. Lihatlah sekelilingmu, jika alam semesta ini bisa tetap terpelihara dengan kedaulatan kuasaNya, maka kuasa yang sama tetap berdaulat untuk memelihara dan menjamin hidupmu. Hanya, tetaplah berserah padaNya.(SRS)
Doa: Tuhan Yesus, ampuni aku bila dalam penderitaanku aku sempat mempertanyakan penyertaanMu dan meragukan kuasaMu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar