(2 Timotius 3:2)
“Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang …..”
Indicator yang jelas dari siapa yang kita layani adalah dari apa yang menjadi prioritas kita dalam hidup ini. Dimulai dari bangun pagi, apa yang mendesak untuk kita pikirkan pertama itulah yang akan menguasai hidup kita sepanjang hari. Bila yang pertama kali dipikirkan dan diprioritaskan adalah Tuhan, maka Tuhanlah yang menguasai hidup kita. Kita akan mencari WajahNya, berdoa, kemudian membaca dan merenungkan firmanNya. Kegiatan ini bila dilakukan rutin akan mengarahkan kita menjadi hamba dari Tuhan.
Sebaliknya bila yang kita pikirkan dan prioritaskan adalah uang, maka hidup kita akan terarah untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Kita berpikir bagaimana membelanjakannya untuk memuaskan hati dengan membeli makanan, mobil baru, rumah baru dan sebagainya. Perlahan tetapi pasti kita akan mengabdi dan menjadi hamba dari uang. Mengapa banyak orang sangat menghargai uang melebihi Tuhan. Padahal Tuhanlah yang telah memberikan semua kekayaan yang ada. Ulangan 8:17-18 memperingatkan, “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, .....”
Uang adalah selembar kertas dengan gambar wajah-wajah orang yang sudah mati, bila kita memprioritaskan uang bahkan memberhalakannya, kitapun sudah menjadi hamba dari orang mati. Akibatnya kitapun akan dibinasakan Tuhan. Dalam Ulangan 8:19 tertulis, “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa;”
Tidak salah bila memiliki banyak uang. Akan tetapi salah bila uanglah yang memiliki dan mengatur kita. Akhirnya kita menjadi tawanan dan menyembah kepada uang. Kita kehilangan visi dari berkat yang diberikan Tuhan. Hal yang indah bila seseorang memiliki banyak uang tetapi jiwanya terbebas dari cinta akan uang. Ia berjalan dalam rencana Tuhan tanpa dihantui bayangan dari wajah yang sudah mati.(LTH)
Doa: Tuhan bagiku uang hanyalah berkatMu yang harus kupergunakan untuk memuliakan Engkau dalam hidup ini. Amin.
Sumber : Renungan Harian Suluh Iman ( suluh_iman@ekklevision.org)
“Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang …..”
Indicator yang jelas dari siapa yang kita layani adalah dari apa yang menjadi prioritas kita dalam hidup ini. Dimulai dari bangun pagi, apa yang mendesak untuk kita pikirkan pertama itulah yang akan menguasai hidup kita sepanjang hari. Bila yang pertama kali dipikirkan dan diprioritaskan adalah Tuhan, maka Tuhanlah yang menguasai hidup kita. Kita akan mencari WajahNya, berdoa, kemudian membaca dan merenungkan firmanNya. Kegiatan ini bila dilakukan rutin akan mengarahkan kita menjadi hamba dari Tuhan.
Sebaliknya bila yang kita pikirkan dan prioritaskan adalah uang, maka hidup kita akan terarah untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Kita berpikir bagaimana membelanjakannya untuk memuaskan hati dengan membeli makanan, mobil baru, rumah baru dan sebagainya. Perlahan tetapi pasti kita akan mengabdi dan menjadi hamba dari uang. Mengapa banyak orang sangat menghargai uang melebihi Tuhan. Padahal Tuhanlah yang telah memberikan semua kekayaan yang ada. Ulangan 8:17-18 memperingatkan, “Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu:Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, .....”
Uang adalah selembar kertas dengan gambar wajah-wajah orang yang sudah mati, bila kita memprioritaskan uang bahkan memberhalakannya, kitapun sudah menjadi hamba dari orang mati. Akibatnya kitapun akan dibinasakan Tuhan. Dalam Ulangan 8:19 tertulis, “Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa;”
Tidak salah bila memiliki banyak uang. Akan tetapi salah bila uanglah yang memiliki dan mengatur kita. Akhirnya kita menjadi tawanan dan menyembah kepada uang. Kita kehilangan visi dari berkat yang diberikan Tuhan. Hal yang indah bila seseorang memiliki banyak uang tetapi jiwanya terbebas dari cinta akan uang. Ia berjalan dalam rencana Tuhan tanpa dihantui bayangan dari wajah yang sudah mati.(LTH)
Doa: Tuhan bagiku uang hanyalah berkatMu yang harus kupergunakan untuk memuliakan Engkau dalam hidup ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar