(Yudas 1:16)
“Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.”
Kegagalan bangsa Israel sehingga tidak seorangpun dari mereka yang keluar dari Mesir mencapai tanah Perjanjian hanyalah karena mereka tidak berhenti MENGGERUTU (Bilangan 11). Masalahnya sepele, hanya karena daging, bawang merah, bawang putih, mentimun, semangka, bawang prei, lalu mempersalahkan Allah karena mereka menjadi “kurus kering” dan tidak segan-segan berani berkata : manna adalah makanan hambar yang memuakkan (Bilangan 21:5). Lupa segala pertolongan Tuhan. Lupa akan kebesaran kuasa Allah, campur tangan Allah bahkan keajaiban-keajaiban yang baru mereka saksikan. Itu semua hanya menjadi buah bibir sekejap lalu terlupakan oleh mereka!
Itu bangsa Israel, tetapi bagaimana dengan kita??? Sanggupkah kita menganggap sepele segala pertolongan Tuhan yang telah kita alami pada waktu lampau. Atau justru karena hari ini Tuhan belum memberi kelepasan dari penderitaan, kita lalu menggerutu. Tanpa kita sadari, sementara kita menggerutu, kita menggolongkan diri sama dengan kelompok orang-orang fasik yang ucapannya bagai “air comberan” (great swelling words). Sekeras itulah penilaian Allah tentang arti kata menggerutu. Adalah lebih baik daripada kita menggerutu, kita mulai dengan MENGUCAP SYUKUR dan MENGHORMATI ALLAH. Kemudian menyerahkan kekuatiran kita kepada Allah yang dapat melepaskan kita. Perhatikan Mazmur 55:23, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”
Ingat, seringkali pimpinan Allah tidak terdengar sebab gerutu kita dalam kemah masing-masing (Mazmur 106:25), berhentilah menggerutu dan dengarkanlah pimpinan suara Allah yang pasti membawa kita kepada damai sejahtera yang melampaui segala akal!(LR)
Doa:Tuhan Yesus, sekarang aku tahu betapa bencinya Engkau kepada gerutuku.
Ganti gerutuku aku mau bersyukur kepadamu. Amin.
Sumber : Renungan Harian Suluh Iman ( suluh_iman@ekklevision.org)
“Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.”
Kegagalan bangsa Israel sehingga tidak seorangpun dari mereka yang keluar dari Mesir mencapai tanah Perjanjian hanyalah karena mereka tidak berhenti MENGGERUTU (Bilangan 11). Masalahnya sepele, hanya karena daging, bawang merah, bawang putih, mentimun, semangka, bawang prei, lalu mempersalahkan Allah karena mereka menjadi “kurus kering” dan tidak segan-segan berani berkata : manna adalah makanan hambar yang memuakkan (Bilangan 21:5). Lupa segala pertolongan Tuhan. Lupa akan kebesaran kuasa Allah, campur tangan Allah bahkan keajaiban-keajaiban yang baru mereka saksikan. Itu semua hanya menjadi buah bibir sekejap lalu terlupakan oleh mereka!
Itu bangsa Israel, tetapi bagaimana dengan kita??? Sanggupkah kita menganggap sepele segala pertolongan Tuhan yang telah kita alami pada waktu lampau. Atau justru karena hari ini Tuhan belum memberi kelepasan dari penderitaan, kita lalu menggerutu. Tanpa kita sadari, sementara kita menggerutu, kita menggolongkan diri sama dengan kelompok orang-orang fasik yang ucapannya bagai “air comberan” (great swelling words). Sekeras itulah penilaian Allah tentang arti kata menggerutu. Adalah lebih baik daripada kita menggerutu, kita mulai dengan MENGUCAP SYUKUR dan MENGHORMATI ALLAH. Kemudian menyerahkan kekuatiran kita kepada Allah yang dapat melepaskan kita. Perhatikan Mazmur 55:23, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”
Ingat, seringkali pimpinan Allah tidak terdengar sebab gerutu kita dalam kemah masing-masing (Mazmur 106:25), berhentilah menggerutu dan dengarkanlah pimpinan suara Allah yang pasti membawa kita kepada damai sejahtera yang melampaui segala akal!(LR)
Doa:Tuhan Yesus, sekarang aku tahu betapa bencinya Engkau kepada gerutuku.
Ganti gerutuku aku mau bersyukur kepadamu. Amin.
Sumber : Renungan Harian Suluh Iman ( suluh_iman@ekklevision.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar