Kamis, 29 November 2018

Cita-cita

(1 Korintus 9:10)
pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.
Seorang petani ketika hendak menanami sawahnya, tentu akan berusaha mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Mulai dari memilih benih yang baik, memperhitungkan musim menanam sampai membajak tanah untuk dijadikan media tanam yang subur. Lebih dari semua persiapan teknis tersebut seorang petani juga selalu menaruhkan harapnya agar benih yang ditaburnya tumbuh subur menghasilkan tuaian yang berlimpah. Mengapa? Sebab selain daripada semua hal teknis yang dapat dipersiapkan banyak pula hal non teknis yang bisa mengganggu tumbuh kembang padi yang berujung kepada hasil tuaian yang sedikit. Misalnya: hama baru atau banjir yang tiba-tiba datang.

Berharapbagi seorang petani dapat diartikan sebagai melibatkan hal yang adikodrati untuk menyelesaikan masalah non teknis yang mungkin akan dihadapinya, yang dapat berpengaruh kepada hasil tuaian kelak. Bagaimana dengan kita?

Saya yakin 100% sebagai seorang pribadi Saudara tentu mempunyai cita-cita. Entah cita-cita itu sederhana atau besar, Saudara tentu harus sedini mungkin mempersiapkannya. Sebagian orang bahkan menuangkan semua persiapan yang harus dilakukan dengan detail ke dalam PLANNING (Program Perencaan) pribadi. Planning adalah bagian dari hal teknis. Bagaimana dengan hal non teknis yang dapat terjadi menggagalkan cita -cita Saudara? Sedetail apapun juga planning yang Saudara buat, tidak akan pernah mampu meluputkan Saudara dari hal nonteknis yang tidak bisa diprediksi bentuk dan datangnya. Katakanlah misalnya tiba-tiba usaha keluarga yang selama ini menopang study Saudara bangkrut. Apakah kita akan berhenti mengejar cita-cita lalu stress kemudian depresi atau bagaimana?

Saran saya, tambahkanlah pengharapan atau iman pada cita-cita Saudara. Dengan menambahkan iman pada cita-cita berarti Saudara melibatkan Tuhan bekerja dari sisi non teknis bersama semua persiapan teknis yang dilakukan untuk sampai kepada cita-cita. Ketika Saudara menambahkan iman dalam bercita-cita, Saudara tidak lagi perlu kuatir kepada apapun yang bakal menghadang jalan Saudara menuju cita-cita. Sebab pasti Tuhan dapat mengatasinya untuk Saudara.(TW)


Doa: Tuhan Yesus, aku menaruhkan iman pada cita-citaku. Iman akan membuat Engkau  meluruskan  jalanku  menggapai  cita - citaku.  Amin

Sumber : Renungan Harian Suluh Iman ( suluh_iman@ekklevision.org)
New seven Generation's artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar